Title : Stand By You
Author :
Cassiopeia Nafsi
Genre : Romance
Cast :
Junsu Kid , Go eun kid , Yoon eun hye, all of member DBSK ( Jaejong, Yoochun,
Yunho, and Changmin)
Happy for Read! ^_^
-
Pantai -
Ombak menyapu
karang.. menyibakan karang yang tegar dan menghantamnya dengan keras. Langit
begitu indah, oranye dan melukiskan siluet. Hari itu senja dan membentuk
sunrise ,,sangat indah…
“Ini
sunrise yang aku tunggu-tunggu…. Cantik sekali”, ucapku senang.
“Hyung,
ayo kita pergi! Bukannya kau ingin cepat-cepat bertemu dengan teman kecilmu? “
teriak Changmin
“Ne,
tapi aku masih menikmati sunrise ini Changmin,, tapi baik lah ,ayo kita pergi!
“
Hari itu adalah
hari yang sangat ku tunggu-tunggu. Aku akan bertemu dengan Go eun, aku berjanji
kepadanya setelah aku menjadi seorang penyanyi yang dulu aku inginkan aku akan
pergi menemuinya. Dia adalah cinta pertama ku sekaligus teman masa kecil ku.
-
Enam
tahun yang lalu -
“Oppa,
apa kamu yakin akan pergi ke Seoul meninggalkanku? “, ucap Go eun dengan wajah
sedih.
“Semestinya
aku tidak harus pergi Go eun, aku ingin tinggal disini selamanya”
“Oppa..
oppa harus menemui ku secepatnya ya jika nanti oppa telah menjadi penyanyi
terkenal seperti yang oppa janjikan dulu..”
“Pasti
Go eun, aku akan membuat semua itu terjadi , percayalah!”
Hari itu adalah
terakhir kali nya aku melihat wajah nya. Senyum yang menghiasi wajahnya masih
terngiang sampai saat ini. Go eun ,, aku pulang.
-
Rumah
Go eun -
“Sillyehabnida
…. “
“Nu
gu sehyo? Mau bertemu dengana siapa ,nak?”
“Go
eun, paman. Paman ini siapa ya?”
,tanyaku heran.
“Maaf
nak, kamu teman nya Go eun? Sudah lama sekali dia tidak tinggal lagi disini.
Dia dan ibunya di usir dan pindah ke Seoul”
“Mweo?
Benarkah itu ,paman? Apakah paman tau alamat nya di Seoul itu dimana?” ucapku
“maaf
nak, saya tidak tau. Sebentar, apakah kamu yang bernama Junsu?”
“Iya
benar, saya Junsu paman”, ucapku ,paman itu pergi kebelakang dan membawa sebuah
kotak yang hampir lusuh.
“Anio,
Go eun waktu itu menitipkan kotak ini pada paman. Dia bilang jika kamu kesini
kotak ini harus paman berikan padamu, ambilah Nak!” (menyerahkan kotak berwarna
coklat yang taka sing buatku.
“Ini
kotak pemberianku padanya waktu kecil.. Baiklah kalau begitu paman,
kamsahamnida” ,ucapku pamit.
“Ne,
chwe song hamnida ya Paman tidak bisa membantumu mencarikan alamat Go eun
sekarang, semoga kamu bisa segera bertemu dengannya”, ucap Paman itu meminta
maaf.
“Gwenchana
Paman, gomawo..”Aku pun pamit dan pergi dengan langkah tak bersemangat sambil
membawa kotak itu.
Changmin sedari
tadi hanya diam dan melihatku, dia seperti nya bingung mau berkata apa. Aku
hanya berjalan dan melamuni semua yang baru saja terjadi. Ku kira saat ini aku
bisa bertemu dengannya ,melihat senyumnya lagi. Kenapa kau pergi Go eun, kenapa
kau tak menunggu ku disini?. Hanya itu yang ku pikirkan.
“Hyung, tetap semangat untuk mencari
nya. Aku yakin kalian akan segera bertemu”, ucap Changmin mencoba menghiburku.
“Ne..” ucapku singkat. Seakan-akan
aku tiba-tiba bisu dengan semua yang baru saja terjadi. Aku sangat sedih.
“Hyung, sebaiknya kita kembali ke
Seoul dan mulai mencari dia disana”
“Pergilah duluan saja , aku ingin
tinggal disini selama sehari. Terimakasih ya Changmin sudah mau mengantarku
kesini”, ucapku . Changmin hanya mengangguk , dia pun memeluk ku dan langsung pamit
pergi. Sepertinya dia mengerti dengan keadaanku sekarang.
Hanya aku sendiri
bersama teduhnya Desa Cheongshan juga ditemani dengan kotak kecil ini. Ku buka
kotak kecil ini dan lagi kotak ini membawaku kembali ke masa itu, masa-masa
bersama Go eun sepuluh tahun yang lalu.
-
Sepuluh
tahun lalu -
Waktu itu aku
berumur 10 tahun. Aku pindah dari Seoul ke Cheongshan, sebuah desa yang indah
dan nyaman. Tapi saat itu, wajahku cemberut dan aku sering menangis karena aku tak mau meninggalkan Seoul. Ayah
terpaksa membawaku dan ibuku kesini karena pekerjaannya.
“Omma,
pokoknya Junsu tidak mau tinggal disina. Omma harus ngerti!” ucapku sambil
merengek
“Junsu, kita harus tinggal disini
untuk beberapa waktu, kamu nurut saja ya sayang”
“Ne…”, ucapku kesal dan aku terus
saja cemberut hingga aku, ibu dan ayah sampai di desa itu.
Disana aku tinggal
di sebuah rumah yang nyaman dan aku sering sekali bermain-main di sebuah kolam
buatan yang ada disana. Tiba-tiba saat itu ada seekor kucing melewati rumah ku
dan kucing itu mendekati kolam ikan ku lalu ember berisi ikan yang aku
pindahkan kesana oleh kucing itu dijatuhkan dan ikannya ia ambil lalu berlari.
Seketika aku kesal oleh kucing itu dan aku berlari mengejar kucing nakal itu.
“Hei
jangan lari kucing sialan. Kembalikan ikan-ikanku!”, teriakku sambil terus
mengejar kucing itu, sampai aku tak berhasil mengejarnya.
“Kemana kucing itu, awas saja yaa
aku akan pukul dia kalau ketemu”, ucapku makin kesal.
Tiba-tiba datang
seorang gadis kecil seumuran denganku sambil menggendong seekor kucing dan
ternyata itu adalah kucing nakal itu.
“Oh
jadi kucing nakal itu milikmu yaa. Dia telah memakan ikan-ikanku. Kemarikan
kucingmu, aku pukul dia”
“Jangan…
kucing ini tidak nakal , dia memang suka sekali dengan ikan. Tolong jangan
dipukul”,dia teriak sambil melindungi anak kucing itu.
“Yasudah,
sini ganti ikan-ikan ku yang sudah dia makan..”
“maaf,
tapi aku tidak punya uang. Ayolah, lupakan dan maafkan kucing ini. Aku janji ,
kucing ini tidak akan lagi memakan ikan-ikanmu”, ucap gadis kecil itu sambil
memohon.
Aku
hanya diam dan menatap gadis kecil itu. Aku tidak bisa melawan karena dia
adalah seorang perempuan. Akhirnya aku hanya bisa menggerutu dan langsung pergi
meninggalkan dia.
*Keesokan
harinya….
Hari itu aku akan
sekolah di sekolah yang baru. Banyak anak-anak seusiaku berlari-lari menuju
sekolah itu. Sekolah itu tak jauh dari rumah tempatku tinggal. Aku dan Omma
berjalan kaki kesana. Lalu Omma menyuruhku untuk menunggu dulu ,sementara Omma
berbincang-bincang dengan kepala sekolah disana. Aku pun memilih untuk duduk
dibawah pohon. Saat itu aku melihat seorang gadis kecil berambut panjang dengan
mengendarai sepeda , rambut nya terurai dan sepertinya masih basah dan diatas
kepalanya terpasang bando pita berwarna merah hati. Ternyata aku mengenali
gadis itu, gadis itu yang kemarin ,pemilik kucing nakal yang memakan ikan ku.
“Junsu, ayo Nak!” teriak Omma.
Aku pun berlari
menemui Omma lalu Omma pamit dan menitipkan ku dengan seorang guru. Aku pun
mengikuti ibu guru itu masuk kelas.
“Ayo nak, perkenalkan siapa namamu !
“, suruh Ibu guru.
“
Hai Chingudeul. Xiah Junsu imnida. Aku berasal dari Seoul. Salam kenal.”,
ucapku memperkenalkan diri setelah itu aku diperbolehkan untuk duduk. Dan aku
pun melihat gadis kecil itu ,ia duduk didepan ku ternyata dia sekelas denganku.
“Baik
anak-anak, Ibu mau kalian mencoba mengerjakan soal matematika yang ada di papan
tulis. Coba, apakah ada yang bisa mengerjakannya?,”
“Saya
Bu..”, ucap gadis itu sambil mengacungkan tangannya.
“Go
eun kamu bisa? Baiklah coba kamu kerjakan ya!”
Dia
pun kedepan dan mengerjakan soal matematika itu. Oh ternyata namanya Go eun.
Setelah itu dia kembali duduk dan Ibu guru memeriksa pekerjaannya, ternyata
betul. Ibu guru pun memujinya.
“Baik
anak-anak, pertemuan kali ini cukup sampai disini ya. Sampai jumpa besok!”, Ibu
guru pamit dan anak-anak langsung memberi salam. Seketika itu ,anak-anak ribut
dan berhamburan keluar kelas untuk istirahat.
Aku tak langsung
keluar kelas, aku hanya merapihkan buku dan memasukkannya ke tas. Gadis kecil
itu juga belum keluar kelas dia sedang sibuk merapihkan rambut panjang nya lalu
mengepang nya. Aku hanya memperhatikannya. Ia pun menoleh kepadaku dan
tersenyum.
“Hai Xiah, kamu laki-laki yang
kemarin memarahi kucing itu kan? “ ucapnya.
“Ne, kucingmu memang nakal ya. Tapi
lebih baik kamu panggil aku Junsu saja”, ucapku.
“baiklah,
aku minta maaf ya. Sebenarnya itu bukan kucing milikku. Kucing itu tak sengaja
aku temukan ,dan ternyata dia telah memakan ikanmu”, ucapnya sambil tertawa
kecil. Manis sekali gadis itu.
“Kamu
pindahan dari Seoul ya? Aku ingin sekali pergi kesana. Kamu mau kan cerita
tentang apa saja yang ada disana dan aku dengan senang hati akan memperkenalkan
desa ini padamu. Mau kan?,”ucapnya ramah.
“Boleh”
“Sore
nanti sepulang sekolah mau kah kau ikut denganku? Aku akan mengajakmu ke suatu
tempat yang indah dan pasti kau belum pernah melihatnya di Seoul, bagaiman? “
“benarkah?
Oke aku mau,”ucapku senang. Gadis kecil itu membuka pertemanan denganku. Dan
dialah satu-satunya yang mau mengenalkanku dengan desa ini.
“Oke..”,
dia pun tersenyum dan meraih tanganku
“Manna
seo Xiah Junsu..”
….
(to be continued)