Senin, 06 Januari 2014

Fan Fiction

Title    : Stand By You
Author : Cassiopeia Nafsi
Genre  : Romance
Cast    : Junsu Kid , Go eun kid , Yoon eun hye, all of member DBSK ( Jaejong, Yoochun, Yunho, and Changmin)

Happy for Read! ^_^

-          Pantai  -
Ombak menyapu karang.. menyibakan karang yang tegar dan menghantamnya dengan keras. Langit begitu indah, oranye dan melukiskan siluet. Hari itu senja dan membentuk sunrise ,,sangat indah…
“Ini sunrise yang aku tunggu-tunggu…. Cantik sekali”, ucapku senang.
“Hyung, ayo kita pergi! Bukannya kau ingin cepat-cepat bertemu dengan teman kecilmu? “ teriak Changmin
“Ne, tapi aku masih menikmati sunrise ini Changmin,, tapi baik lah ,ayo kita pergi! “
Hari itu adalah hari yang sangat ku tunggu-tunggu. Aku akan bertemu dengan Go eun, aku berjanji kepadanya setelah aku menjadi seorang penyanyi yang dulu aku inginkan aku akan pergi menemuinya. Dia adalah cinta pertama ku sekaligus teman masa kecil ku.
-          Enam tahun yang lalu   -
“Oppa, apa kamu yakin akan pergi ke Seoul meninggalkanku? “, ucap Go eun dengan wajah sedih.
“Semestinya aku tidak harus pergi Go eun, aku ingin tinggal disini selamanya”
“Oppa.. oppa harus menemui ku secepatnya ya jika nanti oppa telah menjadi penyanyi terkenal seperti yang oppa janjikan dulu..”
“Pasti Go eun, aku akan membuat semua itu terjadi , percayalah!”
Hari itu adalah terakhir kali nya aku melihat wajah nya. Senyum yang menghiasi wajahnya masih terngiang sampai saat ini. Go eun ,, aku pulang.

-          Rumah Go eun   -
“Sillyehabnida …. “
“Nu gu sehyo? Mau bertemu dengana siapa ,nak?”
“Go eun,  paman. Paman ini siapa ya?” ,tanyaku heran.
“Maaf nak, kamu teman nya Go eun? Sudah lama sekali dia tidak tinggal lagi disini. Dia dan ibunya di usir dan pindah ke Seoul”
“Mweo? Benarkah itu ,paman? Apakah paman tau alamat nya di Seoul itu dimana?” ucapku
“maaf nak, saya tidak tau. Sebentar, apakah kamu yang bernama Junsu?”
“Iya benar, saya Junsu paman”, ucapku ,paman itu pergi kebelakang dan membawa sebuah kotak yang hampir lusuh.
“Anio, Go eun waktu itu menitipkan kotak ini pada paman. Dia bilang jika kamu kesini kotak ini harus paman berikan padamu, ambilah Nak!” (menyerahkan kotak berwarna coklat yang taka sing buatku.
“Ini kotak pemberianku padanya waktu kecil.. Baiklah kalau begitu paman, kamsahamnida” ,ucapku pamit.
“Ne, chwe song hamnida ya Paman tidak bisa membantumu mencarikan alamat Go eun sekarang, semoga kamu bisa segera bertemu dengannya”, ucap Paman itu meminta maaf.
“Gwenchana Paman, gomawo..”Aku pun pamit dan pergi dengan langkah tak bersemangat sambil membawa kotak itu.
Changmin sedari tadi hanya diam dan melihatku, dia seperti nya bingung mau berkata apa. Aku hanya berjalan dan melamuni semua yang baru saja terjadi. Ku kira saat ini aku bisa bertemu dengannya ,melihat senyumnya lagi. Kenapa kau pergi Go eun, kenapa kau tak menunggu ku disini?. Hanya itu yang ku pikirkan.
            “Hyung, tetap semangat untuk mencari nya. Aku yakin kalian akan segera bertemu”, ucap Changmin mencoba menghiburku.
            “Ne..” ucapku singkat. Seakan-akan aku tiba-tiba bisu dengan semua yang baru saja terjadi. Aku sangat sedih.
            “Hyung, sebaiknya kita kembali ke Seoul dan mulai mencari dia disana”
            “Pergilah duluan saja , aku ingin tinggal disini selama sehari. Terimakasih ya Changmin sudah mau mengantarku kesini”, ucapku . Changmin hanya mengangguk , dia pun memeluk ku dan langsung pamit pergi. Sepertinya dia mengerti dengan keadaanku sekarang.
Hanya aku sendiri bersama teduhnya Desa Cheongshan juga ditemani dengan kotak kecil ini. Ku buka kotak kecil ini dan lagi kotak ini membawaku kembali ke masa itu, masa-masa bersama Go eun sepuluh tahun yang lalu.
-          Sepuluh tahun lalu  -
Waktu itu aku berumur 10 tahun. Aku pindah dari Seoul ke Cheongshan, sebuah desa yang indah dan nyaman. Tapi saat itu, wajahku cemberut dan aku sering menangis  karena aku tak mau meninggalkan Seoul. Ayah terpaksa membawaku dan ibuku kesini karena pekerjaannya.
“Omma, pokoknya Junsu tidak mau tinggal disina. Omma harus ngerti!” ucapku sambil merengek
            “Junsu, kita harus tinggal disini untuk beberapa waktu, kamu nurut saja ya sayang”
            “Ne…”, ucapku kesal dan aku terus saja cemberut hingga aku, ibu dan ayah sampai di desa itu.
Disana aku tinggal di sebuah rumah yang nyaman dan aku sering sekali bermain-main di sebuah kolam buatan yang ada disana. Tiba-tiba saat itu ada seekor kucing melewati rumah ku dan kucing itu mendekati kolam ikan ku lalu ember berisi ikan yang aku pindahkan kesana oleh kucing itu dijatuhkan dan ikannya ia ambil lalu berlari. Seketika aku kesal oleh kucing itu dan aku berlari mengejar kucing nakal itu.
“Hei jangan lari kucing sialan. Kembalikan ikan-ikanku!”, teriakku sambil terus mengejar kucing itu, sampai aku tak berhasil mengejarnya.
            “Kemana kucing itu, awas saja yaa aku akan pukul dia kalau ketemu”, ucapku makin kesal.
Tiba-tiba datang seorang gadis kecil seumuran denganku sambil menggendong seekor kucing dan ternyata itu adalah kucing nakal itu.
“Oh jadi kucing nakal itu milikmu yaa. Dia telah memakan ikan-ikanku. Kemarikan kucingmu, aku pukul dia”
“Jangan… kucing ini tidak nakal , dia memang suka sekali dengan ikan. Tolong jangan dipukul”,dia teriak sambil melindungi anak kucing itu.
“Yasudah, sini ganti ikan-ikan ku yang sudah dia makan..”
“maaf, tapi aku tidak punya uang. Ayolah, lupakan dan maafkan kucing ini. Aku janji , kucing ini tidak akan lagi memakan ikan-ikanmu”, ucap gadis kecil itu sambil memohon.
Aku hanya diam dan menatap gadis kecil itu. Aku tidak bisa melawan karena dia adalah seorang perempuan. Akhirnya aku hanya bisa menggerutu dan langsung pergi meninggalkan dia.
*Keesokan harinya….

Hari itu aku akan sekolah di sekolah yang baru. Banyak anak-anak seusiaku berlari-lari menuju sekolah itu. Sekolah itu tak jauh dari rumah tempatku tinggal. Aku dan Omma berjalan kaki kesana. Lalu Omma menyuruhku untuk menunggu dulu ,sementara Omma berbincang-bincang dengan kepala sekolah disana. Aku pun memilih untuk duduk dibawah pohon. Saat itu aku melihat seorang gadis kecil berambut panjang dengan mengendarai sepeda , rambut nya terurai dan sepertinya masih basah dan diatas kepalanya terpasang bando pita berwarna merah hati. Ternyata aku mengenali gadis itu, gadis itu yang kemarin ,pemilik kucing nakal yang memakan ikan ku.
            “Junsu, ayo Nak!” teriak Omma.
Aku pun berlari menemui Omma lalu Omma pamit dan menitipkan ku dengan seorang guru. Aku pun mengikuti ibu guru itu masuk kelas.
            “Ayo nak, perkenalkan siapa namamu ! “, suruh Ibu guru.
“ Hai Chingudeul. Xiah Junsu imnida. Aku berasal dari Seoul. Salam kenal.”, ucapku memperkenalkan diri setelah itu aku diperbolehkan untuk duduk. Dan aku pun melihat gadis kecil itu ,ia duduk didepan ku ternyata dia sekelas denganku.
“Baik anak-anak, Ibu mau kalian mencoba mengerjakan soal matematika yang ada di papan tulis. Coba, apakah ada yang bisa mengerjakannya?,”
“Saya Bu..”, ucap gadis itu sambil mengacungkan tangannya.
“Go eun kamu bisa? Baiklah coba kamu kerjakan ya!”
Dia pun kedepan dan mengerjakan soal matematika itu. Oh ternyata namanya Go eun. Setelah itu dia kembali duduk dan Ibu guru memeriksa pekerjaannya, ternyata betul. Ibu guru pun memujinya.
“Baik anak-anak, pertemuan kali ini cukup sampai disini ya. Sampai jumpa besok!”, Ibu guru pamit dan anak-anak langsung memberi salam. Seketika itu ,anak-anak ribut dan berhamburan keluar kelas untuk istirahat.
Aku tak langsung keluar kelas, aku hanya merapihkan buku dan memasukkannya ke tas. Gadis kecil itu juga belum keluar kelas dia sedang sibuk merapihkan rambut panjang nya lalu mengepang nya. Aku hanya memperhatikannya. Ia pun menoleh kepadaku dan tersenyum.
            “Hai Xiah, kamu laki-laki yang kemarin memarahi kucing itu kan? “ ucapnya.
            “Ne, kucingmu memang nakal ya. Tapi lebih baik kamu panggil aku Junsu saja”, ucapku.
“baiklah, aku minta maaf ya. Sebenarnya itu bukan kucing milikku. Kucing itu tak sengaja aku temukan ,dan ternyata dia telah memakan ikanmu”, ucapnya sambil tertawa kecil. Manis sekali gadis itu.
“Kamu pindahan dari Seoul ya? Aku ingin sekali pergi kesana. Kamu mau kan cerita tentang apa saja yang ada disana dan aku dengan senang hati akan memperkenalkan desa ini padamu. Mau kan?,”ucapnya ramah.
“Boleh”
“Sore nanti sepulang sekolah mau kah kau ikut denganku? Aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang indah dan pasti kau belum pernah melihatnya di Seoul, bagaiman? “
“benarkah? Oke aku mau,”ucapku senang. Gadis kecil itu membuka pertemanan denganku. Dan dialah satu-satunya yang mau mengenalkanku dengan desa ini.
“Oke..”, dia pun tersenyum dan meraih tanganku
“Manna seo Xiah Junsu..”
….
(to be continued)