Selasa, 30 Juli 2013

Renungan



Pernahkan kau mengalami perasaan ini? Ketika yang kau  terima tak sesuai dengan apa yang kau harapkan. Ketika kebahagiaan kau peroleh dengan jalan yang tak pernah kau inginkan. Ketika kau merasa Tuhan itu tidak adil , ketika kau merasa paling rugi dan kau merasa semua kebhagiaan menjauh darimu. Tapi , coba kau renungkan dan resapi makna dibalik semuanya. Semua terjadi memang bukan kehendak mu, tetapi ingatlah ada Sang Maha Pengatur yang telah merangkaikan semua nya. DIA yang mengatur segala urusanmu , DIA yang  tahu mana yang baik dan buruk untukmu. Lihatlah seekor kupu-kupu , dia berawal dari seekor ulat yang kecil, menakutkan, dan selalu dianggap sebelah mata. Tetapi, kupu-kupu tak pernah mengeluh , lihatlah akhirnya. ALLAH menjadikannya cantik akhirnya. Memiliki sayap yang begitu rupawan, cantik dan indah dilihat.            
Berhentilah untuk mengeluh atas semua pemberian dariNYA. Jangan lah kau larutkan pikiran mu untuk berkeluh kesah. Bangkitlah dan syukurilah semuanya. Ingatlah akan sebuah firman ALLAH surat Ibrahim:7 bahwa  Dan (ingatlah) ketika TUHANmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepada mu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKU), maka pasti azabKU sangat berat”. Betapa ALLAH sangat menyukai manusia yang senantiasa mensyukuri segala nikmatNYA. Ingatlah bahwasanya azab ALLAH sangat berat untuk org-org yang mengkufuri nikmat dariNYA. Terimalah segala pemberian dari ALLAH, baik sedikit maupun banyak. Karena jika rasa syukur  itu selalu ada hidup mu akan menjadi bahagia, dengan tidak mengeluh semua akan terasa nikmat dan tidak akan ada rasa khwatir yang melanda.
Ingatlah nikmat ALLAH banyak-banyak, syukuri setiap detik umur mu serta kesempatan dariNYA untuk terus hidup dunia ini. Manfaatkanlah segala kenikmatan dariNYA untuk menjadikan kita senantiasa lebih baik lagi, baik ibadah dan amalan-amalan lainnya. Nikmati dan syukuri , mungkin 2 kata itu yang harus senantiasa diamalkan. Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang senantiasa bersyukur.

Edisi Aksara Sunda :)

Wilujeng enjing-enjing dulur-dulur :)
Wanci ayeuna simkuring bade ngawanohkeun budaya urang sunda anu utami na seeur nu alim ngawanohan kaayaannana.. Mangga kitu bae na, sim kuring didieu bade ngajembarkeun aksara sunda nu saleresna mah kedah janten kawentar ti kalangan pamuda hususna urang sunda dengeun.
Prak bae dikawitan,,
Sajarah Aksara Sunda

Setidaknya sejak Abad IV masyarakat Sunda telah lama mengenal aksara untuk menuliskan bahasa yang mereka gunakan. Namun demikian pada awal masa kolonial, masyarakat Sunda dipaksa oleh penguasa dan keadaan untuk meninggalkan penggunaan Aksara Sunda Kuna yang merupakan salah satu identitas budaya Sunda. Keadaan yang berlangsung hingga masa kemerdekaan ini menyebabkan punahnya Aksara Sunda Kuna dalam tradisi tulis masyarakat Sunda.
Pada akhir Abad XIX sampai pertengahan Abad XX, para peneliti berkebangsaan asing (misalnya K. F. Holle dan C. M. Pleyte) dan bumiputra (misalnya Atja dan E. S. Ekadjati) mulai meneliti keberadaan prasasti-prasasti dan naskah-naskah tua yang menggunakan Aksara Sunda Kuna. Berdasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya, pada akhir Abad XX mulai timbul kesadaran akan adanya sebuah Aksara Sunda yang merupakan identitas khas masyarakat Sunda. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menetapkan Perda No. 6 tahun 1996 tentang Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda yang kelak digantikan oleh Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah.
Pada tanggal 21 Oktober 1997 diadakan Lokakarya Aksara Sunda di Kampus UNPAD Jatinangor yang diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Kemudian hasil rumusan lokakarya tersebut dikaji oleh Tim Pengkajian Aksara Sunda. Dan akhirnya pada tanggal 16 Juni 1999 keluar Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 343/SK.614-Dis.PK/99 yang menetapkan bahwa hasil lokakarya serta pengkajian tim tersebut diputuskan sebagai Aksara Sunda Baku.
Saat ini Aksara Sunda Baku mulai diperkenalkan di kepada umum antara lain melalui beberapa acara kebudayaan daerah yang diadakan di Bandung. Selain itu, Aksara Sunda Baku juga digunakan pada papan nama Museum Sri Baduga, Kampus Yayasan Atikan Sunda dan Kantor Dinas Pariwisata Daerah Kota Bandung. Langkah lain juga diambil oleh Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya yang menggunakan Aksara Sunda Baku pada papan nama jalan-jalan utama di kota tersebut.
Namun demikian, setidaknya hingga akhir tahun 2007 Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jawa Barat belum juga mewajibkan para siswa untuk mempelajari Aksara Sunda Baku sebagaimana para siswa tersebut diwajibkan untuk mempelajari Bahasa Sunda. Langkah memperkenalkan aksara daerah mungkin akan dapat lebih mencapai sasaran jika Aksara Sunda Baku dipelajari bersamaan dengan Bahasa Sunda. Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Lampung dan Provinsi Jawa Tengah telah jauh-jauh hari menyadari hal ini dengan mewajibkan para siswa Sekolah Dasar yang mempelajari bahasa daerah untuk juga mempelajari aksara daerah.(http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Sunda_Baku)

Rupa Aksara Sunda Baku

Tah ngan eta nu tiasa simkuring jelaskeun,upami aya nu bade nyobian nyerat aksara sunda mangga tiasa diajar ku ningal rupa aksara sunda di luhur ,saalit-saalit na tiasa nuturkeun.. Simkuring oge gaduh website nu tiasa ditingal perkawis alat ngonversikeun basa latin kanu basa sunda , http://sabilulungan.org/aksara/ ..
Mugi mangfaat kanggo baraya sadaya,, :)